Skip to main content

PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK


 

Menurut Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, pendekatan saintifik dioperasionalisasikan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang di dalamnya memuat pengalaman belajar dalam bentuk kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi (mencoba), menalar (mengasosiasi), dan mengomunikasikan. Untuk mendapatkan kelima pengalaman tersebut, Permendikbud No 22 Tahun 2016, merekomendasikan agar diterapkan pembelajaran berbasis eksplorasi (discovery learning), pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem based learning, dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning).

Sebagai salah satu pendekatan pembelajaran, pendekatan saintifik diarahkan pada penerapan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan rangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis (Daryanto, 2014). Pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran bukan hanya mengembangkan kompetensi siswa untuk melakukan kegiatan observasi atau eksperimen saja, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam berinovasi atau berkarya. Pendekatan saintifik dapat mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.

Pendekatan saintifik memiliki dua pola penalaran, yaitu penalaran induktif (inductive reasoning) dan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran induktif dimulai dari sesuatu yang bersifat partikular (khusus) menuju sesuatu yang bersifat umum, sebaliknya penalaran deduktif dimulai dari pernyataan yang bersifat umum 2 menuju sesuatu yang bersifat khusus. Penalaran induktif bersifat empiris, menarik simpulan bagi keseluruhan; sebaliknya penalaran deduktif memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah, dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah terkumpul sebelumnya.

Dalam implementasinya kedua pola penalaran pendekatan saintifik tersebut digunakan secara bergantian sesuai dengan keadaan objek pengetahuan dan perkembangan pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan-pengetahuan yang bersifat parsial yang diperoleh melalui pengmatan digunakan untuk merumuskan pengetahuan umum, sedangkan pengetahuan umum yang telah dimiliki digunakan sebagai petunjuk untuk memahami objek pengetahuan yang baru dikenal (Subagia, 2013).

Implementasi Pembelajaran IPA dengan pendekatan Saintifik, guru memfasilitasi para peserta didik untuk mengkonstruk pengetahuan sendiri, dengan cara merangsang dan memberikan arahan yang diperlukan oleh peserta didik, sehingga kegiatan-kegiatan belajar bisa mengacu pada tujuan pembelajaran. Cara: memberi umpan balik, memberikan penjelasan, memberi konfirmasi, dan lain-lain.


PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK  ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

 

1.      Tahap Mengamati:

Membantu peserta didik menginventarisasi apa saja yang perlu diketahui, sehingga dapat melakukan sesuatu prosedur.

 

2.      Tahap Menanya:

Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.

 

3.      Tahap Mencoba atau mengumpulkan informasi:

Membantu peserta didik memperoleh informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.

 

4.      Tahap Mengasosiasikan informasi:

Membantu peserta didik menganalisis informasi dan menarik kesimpulan.

 

5.      Tahap Mengkomunikasikan:

Manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas.

 

6.      Tahap Mencipta:

memberi contoh/gagasan, menyediakan pilihan, memberi dorongan, memberi penghargaan, sebagai anggota yang terlibat langsung.

Comments

Popular posts from this blog

Format Pembuatan CV untuk Pelamar Admin/Operator

  1. Format pemberian nama file Untuk format pemberian nama pada file ini adalah sebagai berikut: Nama depan aplikan-subject yang dilamar-Fakultas dan Almamater-Kota Tempat tinggal Contoh: Ahmad-Guru PAUD-Pend PAUD Unesa-Malang Ani-Guru SD-Pendidikan IPA UIN Malang-Kediri As’ad-Admin Operator-UB-Pandaan           2.  H alaman 2, Konten Utama CV Untuk calon Admin/Operator   Kepada Yth. Director Chalidana Academy di tempat   Dengan Hormat,   Bersama ini saya sampaikan aplikasi untuk posisi sebagai: Admin/Operator Adapun data lengkap saya adalah sebagai berikut:   FOTOERWARNA                                                                                                                                                   KTP     IDENTITAS APLIKAN Nama pelamar                          : ...............

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

  Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Visi: Menjadi sekolah unggul yang mencetak g enerasi milenial Indonesia berprestasi, berkarakter I slam , dan berwawasan International.   Misi : 1.       Menyelenggarakan pendidikan yang mengintegrasikan Kurikulum Nasional , Internasional ( University of Cambridge ) dan Islam . 2.       Menanamkan karakter Islam disemua aspek kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun rumah secara berkesinambungan. 3.       Menanamkan pembiasaan untuk berinteraksi dengan kemajuan teknologi dan penguasaan sains. 4.       Meng implementasi kan inovasi pembelajaran kreatif yang berbasis hybrid learning. 5.       Mengimplementasikan pembelajaran yang mengeksplorasi bakat anak sejak dini. 6.       Menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Tujuan: Tujuan pendidikan dasar secara umum adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan le

DESAIN KURIKULUM SEKOLAH YANG MAMPU MENGOPTIMALKAN ENERGI POTENSIAL ANAK-ANAK YANG SANGAT BESAR

Setiap sekolah tentunya memiliki kebijakan tersendiri dalam mengembangkan silabus sesuai dengan visi dan misi sekolah. Namun demikian, rancangan cakupan materi pembelajaran dalam silabus ini harus flexible untuk bisa dimodifikasi oleh tiap-tiap guru sesuai dengan potensi dan talenta yang dimiliki terkait dengan potensi atau kondisi sekolah berada.   Walaupun tiap guru dengan pelajaran yang sama, level yang sama dan sekolah yang sama bisa berbeda cara penyampaianya karena masing-masing guru leluasa menggunakan strategi pembelajaran sendiri. Namun demikian, mereka tetap harus menyentuh semua kemampuan dasar anak baik verbal maupun non-verbal, seperti kemampuan komunikasi, riset, menejemen, sosial, berfikir, presentasi, berkreasi.   Sehingga seluruh potensi dasar yang dimiliki anak-anak akan terasah dan menjadi outcomes yang terukur secara kualitatif maupun kuantitaif. Dalam hal ini apresiasi dari guru pada anak-anak sangat penting dalam menjaga motivasi mereka belajar dan meningkatkan