Skip to main content

21 Century Learning

 


”DIDIKLAH ANAK-ANAKMU SESUAI DENGAN ZAMANNYA, KARENA MEREKA AKAN HIDUP PADA MASA YANG BERBEDA DENGAN JAMANMU”.

(KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB RA)

 

PENDIDIKAN TIDAK UNTUK MENCARI BEKAL MASA DEPAN, NAMUN SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPAN UNTUK TETAP SURVIVE DI ABAD 21.

 

PENDIDIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI IBADAH WAJIB UNTUK MENDAPATKAN ILMU YANG AMALIAH DAN AMAL YANG ILMIAH.


PEMBELAJARAN YANG SESUAI UNTUK ANAK-ANAK  ABAD 21

(21 CENTURY LEARNING)

Oleh Budi Setyo Margono, M.Pd

 

Ilmu mempunyai derajad tinggi dalam Islam. Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Menyediakan pendidikan adalah kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Karena Islam berdiri tegak di atas landasan ilmu. Imam Al Ghazali mengatakan bahwa ilmu adalah akar agar amal bisa dilaksanakan maksudnya, hanya dengan ilmu, kita bisa mengetahui bagaimana sebuah amal bisa dilakukan. Dan dalam perspektif keilmuan, Ini harus mencakup perspektif knowledge, skill dan character building.

Dengan bergesernya abad 20 menuju abad 21 maka, abad Industri telah berubah menjadi abad Pengetahuan. Abad dimana pengetahuan menjadi landasan utama segala aspek dan sendi kehidupan manusia. Abad yang yang sangat dinamis dan un-predictable. Sebagai konsekuensinya dunia pendidikan harus mampu mengintegrasikan seluruh aspek yang terkait dengan kurikulum, meliputi aspek manajemen pendidikan, tenaga kependidikan, strategi dan metode pendidikan. Sehingga pendidikan benar-benar merupakan sebuah ikhtiar maksimal untuk mempersiapkan generasi muda seutuhnya. Tidak sekedar penguasaan kompetensi mata pelajaran namun juga penguasaan life skill, diantaranya adalah kemampuan menggali berbagai sumber informasi yang multi resources, baik informasi yang berbentuk multi media, parallel thinking maupun multi task. Sedangkan character building berupa penanaman perilaku positif agar mampu bertindak dan bersikap sebagai pembelajar sepanjang hayat dengan kesadaran global namun tetap memegang teguh nilai-nilai luhur bangsa dan Islam.

DENGAN DEMIKIAN dapat kita simpulkan bahwa penerapkan sistem pendidikan Abad 21 merupakan kebutuhan utama generasi muda Islam dalam menghadapi fakta fakta dominasi ekonomi dunia yang akhir-akhir ini sudah cenderung kembali bergeser dari Barat ke Timur.

Mereka harus mampu berfikir, bersikap dan bertindak dalam menyonsong bisyarah nabi Muhammad SAW tentang Kebangkitan Islam di akhir jaman yang akan muncul dari Timur. Pendekatan Model Pendidikan Abad 21 menyonsong kembalinya abad kejayaan Islam selama Golden Age.

 

SEPERTI APAKAH KARAKTER PEMBELAJARAN ABAD 21?

ICT LITERACY

Anak-anak saat ini adalah generasi digital yang lahir di jaman digital. Digital native, oleh karenanya mereka harus mampu mendefinisikan permasalahan kompleks  dengan perangkat-perangkat teknologi informasi untuk keperluan analisis dan riset kemudian mendesain solusi beserta implementasinya. Dalam penguasaan Teknologi informasi peserta didik belajar secara praktis dan agar bisa memahami pemanfaatanya, sehingga melatih para peserta didik untuk bisa menjadi pembelajar mandiri yang bisa memanfaatkan sumber belajar digital yang bervariatif baik offline maupun online dari dunia maya.

 

CREATIVITY DAN INNOVATION

Proses Kreatif dan inovasi dibidang teknologi menjadi konsern. Dalam pembelajaran ini peserta didik juga terlibat secara aktif dalam proses pembuatan produk-produk pembelajaran berbasis Teknologi Informasi; baik audio maupun audiovisual, sehingga memungkinkan mereka untuk bisa mengalami sendiri untuk berkomunikasi efektif dengan publik melalui berbagai media. Media tersebut diantaranya adalah; presentasi, dokumen elektronik, video, TV jaringan, dan lain-lain. Sehingga, secara bertahap mereka secara langsung terbiasa terlibat dalam berkreasi dan berinovasi dengan menggunakan teknologi informasi mulai tingkat dasar sebagai bagian dari proses pembelajaran sehari-hari. Pembiasaan dengan berbagai perangkat-perangkat berbasis software inilah yang menjadikan mereka menjadi pembelajar mandiri dan bertanggung jawab pada abad digital ini.


SCIENTIFIC

Proses Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Pendekatan scientific (ilmiah) dan juga pada Proses Penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran scientific dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang konkrit, dengan kata yang lain; memaksimalkan semua indra, melalui mengamati (observing) menanya (questioning) merambah (ekploring) menghubungkan (associating) serta menyampaikan (communicating).

Dari aktivitas aktivitas tersebut terbangun interaksi antara guru dan siswa, juga antar siswa dalam berbagai bentuk komunikasi yang menarik. 


CONTEXTUAL

Materi pembelajaran benar-benar relevan dan memiliki konteks dengan kehidupan sehari-hari. Dapat ditekuni dan diperdalam dengan mudah dengan menggunakan beranekaragam aktivitas pendekatan, peralatan dan teknologi pendidikan yang bersifat konvensional maupun moderen. Visualisasi materi ajar secara kontekstual ini akan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.


COLLABORATION

Pembelajaran yang dirancang untuk memberikan kesempatan peserta didik untuk bisa berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi. Dengan guru sebagai fasilitator, pembelajaran dikembangkan dengan mengedepankan kerjasama antar individu dengan lingkungan pembelajaran yang dikondisikan menjadi lingkungan yang kolaboratif misalnya pembuatan project bersama dalam kelompok. Kolaborasi ini akan merangsang potensi masing-masing peserta didik berkembang, karena mereka akan belajar bekerjasama, memimpin dan menjalankan tanggungjawab pribadi maupun sosial secara proporsional. Disamping itu mereka juga akan belajar berkoordinasi untuk menetapkan standar dan tujuan yang harus di capai bersama, dengan berbagai peran dan tanggung jawab masing-masing. Dalam kolaborasi ini juga akan memupuk kepekaan sosial untuk beradaptasi, berempati dan menghormati perspektif yang berbeda.

 

STUDENT CENTERED

Pengembangan pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran student centered, dimana siswa adalah sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya agar mampu mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya. Siswa belajar bernalar secara logis dalam memahami masalah berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari, mulai dari menyusun, mengungkapkan, menganalisa dan memahami interkoneksi antar sistem dan akhirnya membuat pilihan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara mandiri. Pemecahan masalah dituangkan dalam produk nyata, sebuah karya penciptaan. Intervensi guru diperlukan sebagai fasilitator untuk membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Disamping juga sebagai pembimbing, untuk membantu siswa menemukan kesulitan dalam proses konstruksi pengetahuan. Dalam prosesnya siswa mendapat kesempatan untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing.


COMMUNICATION

Sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk take and give, mereka perlu mengasah kepekaan sosial. Mereka belajar untuk bisa mengutarakan, memahami dan mengelola ide dari teman dan guru maupun berinteraksi dengan masyarakat disekitar sekolah melalui kegiatan-kegiatan sosial. Ketrampilan berkomunikasi secara efektif dengan pihak lain baik dalam bentuk, lisan, tulisan, visual, maupun teknologi informasi. Ketrampilan komunikasi ini meliputi seni menyampaikan dan menerima informasi yang efektif secara terbuka namun bertanggung jawab agar bisa menjalin kerjasama.


CRITICAL THINKING AND PROBLEM SOLVING

Peserta didik diberi kepercayaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan aktivitasnya masing-masing dengan contoh-contoh yang sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari dan relevan menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kondisi pada abad 21 yang sangat dinamis dan cepat menuntut manusia untuk kreatif dan  mampu menciptakan solusi dari berbagai  permasalahan yang muncul, menemukan prinsip baru dan penemuan baru, menciptakan cara baru untuk mengkomunikasikan gagasan baru, menemukan cara kreatif untuk mengatur proses kompleks, menciptakan perangkat kompleks, menghasilkan jasa, dan produk-produk. Setiap siswa melakukan sesuai dengan ketertarikan atau keunikan potensi yang dimilikinya. 

Comments

Popular posts from this blog

Format Pembuatan CV untuk Pelamar Admin/Operator

  1. Format pemberian nama file Untuk format pemberian nama pada file ini adalah sebagai berikut: Nama depan aplikan-subject yang dilamar-Fakultas dan Almamater-Kota Tempat tinggal Contoh: Ahmad-Guru PAUD-Pend PAUD Unesa-Malang Ani-Guru SD-Pendidikan IPA UIN Malang-Kediri As’ad-Admin Operator-UB-Pandaan           2.  H alaman 2, Konten Utama CV Untuk calon Admin/Operator   Kepada Yth. Director Chalidana Academy di tempat   Dengan Hormat,   Bersama ini saya sampaikan aplikasi untuk posisi sebagai: Admin/Operator Adapun data lengkap saya adalah sebagai berikut:   FOTOERWARNA                                                                                                                                                   KTP     IDENTITAS APLIKAN Nama pelamar                          : ...............

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

  Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Visi: Menjadi sekolah unggul yang mencetak g enerasi milenial Indonesia berprestasi, berkarakter I slam , dan berwawasan International.   Misi : 1.       Menyelenggarakan pendidikan yang mengintegrasikan Kurikulum Nasional , Internasional ( University of Cambridge ) dan Islam . 2.       Menanamkan karakter Islam disemua aspek kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun rumah secara berkesinambungan. 3.       Menanamkan pembiasaan untuk berinteraksi dengan kemajuan teknologi dan penguasaan sains. 4.       Meng implementasi kan inovasi pembelajaran kreatif yang berbasis hybrid learning. 5.       Mengimplementasikan pembelajaran yang mengeksplorasi bakat anak sejak dini. 6.       Menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Tujuan: Tujuan pendidikan dasar secara umum adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan le

DESAIN KURIKULUM SEKOLAH YANG MAMPU MENGOPTIMALKAN ENERGI POTENSIAL ANAK-ANAK YANG SANGAT BESAR

Setiap sekolah tentunya memiliki kebijakan tersendiri dalam mengembangkan silabus sesuai dengan visi dan misi sekolah. Namun demikian, rancangan cakupan materi pembelajaran dalam silabus ini harus flexible untuk bisa dimodifikasi oleh tiap-tiap guru sesuai dengan potensi dan talenta yang dimiliki terkait dengan potensi atau kondisi sekolah berada.   Walaupun tiap guru dengan pelajaran yang sama, level yang sama dan sekolah yang sama bisa berbeda cara penyampaianya karena masing-masing guru leluasa menggunakan strategi pembelajaran sendiri. Namun demikian, mereka tetap harus menyentuh semua kemampuan dasar anak baik verbal maupun non-verbal, seperti kemampuan komunikasi, riset, menejemen, sosial, berfikir, presentasi, berkreasi.   Sehingga seluruh potensi dasar yang dimiliki anak-anak akan terasah dan menjadi outcomes yang terukur secara kualitatif maupun kuantitaif. Dalam hal ini apresiasi dari guru pada anak-anak sangat penting dalam menjaga motivasi mereka belajar dan meningkatkan